TRANSPORTASI KERETA API JADI SOLUSI MASYARAKAT URBAN


Kemacetan lalu lintas selalu menjadi simbol tumbuhnya ekonomi masyarakat. Pertumbuhan ekonomi itu mendorong daya beli masyarakat terhadap kepemilikan kendaraan pribadi. Akibatnya kota-kota tersebut mengalami kepadatan lalu lintas. Termasuk Jakarta dan kota-kota penyangga lainnya.
Rektor Universitas Mercu Buana, Dr. Arissetyanto Nugroho, MM menegaskan isu kemacetan lalu lintas telah menjadi pembicaraan serius diberbagai kota belahan negara manapun. Kemacetan lalu lintas memberikan dampak luas terhadap kondisi ekonomi dalam jangka panjang.
“Kemacetan lalu lintas yang akut menimbulkan tingkat polusi tinggi, ekonomi tinggi dan berdampak pada factor kesehatan. Makanya kemacetan kini jadi masalah serius,” kata Dr. Arissetyanto Nugroho, MM disela dialog kebangsaan bertema “Peran Perkeretaapaian Dalam Mendukung Sistem Transportasi Nasional Sebagai Strategi Pemerataan Pembangunan Nasional” di kampus UMB, Jakarta, Senin (2/4/16).
Menurutnya berbagai negara pun telah mengeluarkan kebijakan sebagai solusi terhadap kemacetan. Diantaranya kebijakan penyiapan moda transportasi ideal bagi masyarkat perkotaan atau urban. Dengan pola transportasi yang memang sesuai dengan karakter masyarakat kota.
Transportasi ideal masyarakat kota, lanjut dia memang tidak seragam. Kota seperti Jakarta dan sekitarnya lebih cocok menggunakan moda transportasi kereta api. Karena memiliki berbagai kelebihan yang sesuai dengan karakter warga perkotaan.
“Kereta api memang bukan satu-satunya transportasi pilihan, tetapi menjadi solusi bagi masyarakat kota. Makanya perlu kesiapan SDM yang memadai bagi pengoperasian transportasi kereta api,” imbuhnya.
Dari catatan PT. Kereta Api Indonesia jumlah penggunan kereta api terus meningkat pesat. Pada tahun 2014 saja tercatat 280 juta orang menggunakan kereta api. Jumlah itu naik 25 persen dari data tahun 2013 yang sekitar 210 juta orang.
Dekan Fakultas Teknik UMB, Prof. Dr. Chandrasa Soekardi memprediksi kecenderungan peningkatna penumpang dapat terus terjadi pada tahun berikutnya. Hal tersebut dipicu oleh semakin membaiknya layanan kereta api dan jangkauan layanan. Termasuk penyiapan SDM yang harus terus ditingkatkan.
“UMB sebagai perguruan tinggi bertekad melibatkan diri menyiapkan SDM Perkeretaapian dan seluruh fasilitasnya secara lebih baik. Melalui program S2 Magister Teknik Perekertaapian,” pungkasnya.
Diskusi kebangsaan yang diikuti sekitar 600 peserta tersebut merupakan kerjasama UMB dan Kamar Dagang Indonesia (KADIN). Dengan menghadirkan ahli dan pembicara berkompeten, antara lain Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Ir. Hermanto Dwiatmoko, Widyaswara LEMHANAS Robert Mangidaan dan Direktur Toyota Motor Indonesia Bob Azam.
Dalam kesempatan ini pula UMB mendapatkan sertifikasi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi yang ditujukan bagi Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) I UMB. Dengan sertifikasi tersebut maka LSP UMB berhak melakukan uji kompetensi profesi.